Business Modal Canvas, Definisi, Komponen dan Contoh

business modal canvas

Punya bisnis tapi bingung bagaiamana cara menghasilkan uang, tidak tau siapa target marketnya, padahal operasional sudah jalan? dll. Itulah salah satu penyebab pentingnya mempunyai business modal canvas yang jelas.

Dengan mempunyai model bisnis yang jelas, setidaknya kamu sudah mempunyai gambaran mau dibawa kemana bisnis yang dibuat. Mengingat bisnis bukan cuma tentang operasional agar bisa menghasilkan suatu produk/jasa. Melainkan juga tentang bagaimana semua nya menjadi jelas mulai dari solusi diciptakan, sampai solusi bisa di deliver kepada pelanggan.

Oleh karena itu, pentingnya sebuah bisnis model adalah untuk membantu semuanya menjadi lebih terstruktur dan jelas untuk mencapai tujuan. Apa sih business model canvas itu sebenarnya? Apa saja elemen yang ada di dalamnya, bagaimana cara menggunakannya dll. Kita akan membahas semuanya pada artikel ini.

Daftar Isi

Apa itu Business Modal Canvas?

Business model canvas menjadi sangat tren akhir-akhir ini seiring tren nya startup di masyarakat, terutama dikalangan anak muda. Pada perkembangan teknologi yang sangat pesat ini, para pelaku bisnis tidak hanya dituntut untuk melek teknologi. Tetapi juga punya ide dan punya produk yang bagus yang bisa menyelesaikan masalah pelanggan.

Salah satu model bisnis yang banyak digunakan sekarang adalah business model canvas (BMC), bmc sangat sederhana. Meskipun sederhana, tapi dapat menggambarkan bisnis secara menyeluruh. Lalu apa sih bmc itu???

BMC adalah sebuah konsep model bisnis yang didalamnya memungkinkan pemilik bisnis dapat merancang, mengatur strategi dan proses bisnis secara terstruktur. BMC menggambarkan bisnis mulai dari nilai yang ditawarkan, target market, marketing channel. Customer relationship, key activities, key resources, key partners, cost structure dan revenue streams.

Kok mumet ya??? 🙂 mending mumet diawal kan daripada bisnis sudah jalan, tapi bingung cara dapatin uang nya, siapa marketnya dll.

Saya mengenal Business Model Canvas

Berawal dari 2016 saya membangun tim untuk membuat sebuah produk yang menurut kami ini adalah sebuah produk yang memiliki nilai. Selain itu, juga memiliki pangsa pasar yang luas dan menjanjikan bagi pelanggan. Sekali lagi, menurut kami :).

Pada pertengahan 2017 kami berhasil membuat sebuah produk yang menurut kami memiliki nilai tinggi. Kami melakukan penawaran kepada beberapa instansi dan pengusaha untuk memakai produk kami. Sampai akhirnya salah satu instansi setuju untuk menggunakan produk kami.

Namun, selang beberapa waktu, tidak ada kejelasan terkait kelanjutannya, mengingat cost yang begitu besar untuk menciptakan nilai tersebut. Evaluasi produk pun segera kami lakukan dan yang terjadi adalah kami tidak mengerti bagaimana produk itu bisa dipasarkan.

Kami menawarkan produk tersebut ke orang yang bukan seharusnya membeli, ibaratnya, kamu menawarkan asuransi kesehatan pada anak SD. Kamu tau yang terjadikan setelahnya? 🙂

Selain itu, kami juga berujung bingung terkait, apakah produk itu benar-benar menyelesaikan masalah pelanggan kami? apakah pelanggan kami memerlukan produk ini?. Dan hampir dari semua pertanyaan yang dilontarkan akan membuat kebingungan bagi kami sendiri, karena kami belum punya jawabannya :).

Semenjak itu, kami banyak dapat saran, coba pelajari business modal canvas dulu, untuk menentukan model bisnis. Itulah titik pertemuan saya mengenal tentang BMC ini. Dan tidak mudah juga mempelajarinya, karena masih bingung juga meskipun udah ikut kelas sana sini :).

Manfaat BMC untuk bisnis

Bisnis modal canvas disajikan dengan 1 lembar sederhana dan dengan sembilan komponen di dalamnya. Dengan penyajian sederhana tersebut, akan memudahkan kita untuk melihat gambaran bisnis yang ingin kita buat secara menyeluruh.

Terdapat banyak sekali manfaat business model canvas bagi pelaku bisnis, simak berikut ini:

1. Memahami nilai yang ditawarkan

Nilai yang ditawarkan suatu bisnis menjadi inti dari sebuah bisnis, bisnis akan terus berjalan selama ada pelanggan. Tanpa pelanggan mungkin bisnis akan tutup sejak dini atau tidak akan bertahan lama.

Nilai pelanggan bisa dikatakan sebagai sebuah solusi dari masalah yang dialami target market kita. Jika tidak bisa memberikan solusi pada masalah mereka, tentu mereka tidak akan menggunakan atau bertahan pada produk/jasa yang kita tawarkan.

2. Mengenal lebih jelas siapa market kita

Tanpa business modal canvas yang jelas, kamu tidak akan tahu siapa pelanggan yang di targetkan. Sehingga tidak dapat mengelola strategi pemasaran dan penjualan secara efektif. Apakah bisa dipukul rata saja marketnya?

Tentu, cuma ada hal yang harus d bayar, yaitu waktu, tenaga dan uang yang lebih banyak untuk menemukan siapa marketmu. Apakah ini menjanjikan transaksi jangka panjang? Jawabannya sudah pasti tidak ada jaminan :).

Dengan mengetahui siapa market bisnis, maka kamu akan lebih mudah dalam mengelola strategi pemasaran yang efektif.

3. Mengenal sumber daya apa saja yang akan diperlukan

Dalam menjalankan bisnis, ada banyak sumber daya yang diperlukan sesuai dengan nilai yang ditawarkan pada pelanggan. Jika bisnismu adalah undangan pernikahan digital, mungkin secara singkat sumber daya yang akan kamu butuhkan meliputi :

  • Karyawan untuk operasional dan pemasaran
  • Website/aplikasi
  • Server, dll

Dengan mengetahui sumber daya apa saja yang diperlukan, maka akan memudahkan kita dalam pengelolaan sumber daya tersebut agar lebih efektif.

4. Memahami bagaimana cara menghasilkan uang

Tanpa business model yang jelas, perusahaan mungkin tidak tahu bagaimana cara menghasilkan uang dan mengelola keuangan dengan baik.

5. Mengetahui cost apa saja yang diperlukan bisnis

Dengan bisnis model yang jelas, dapat membantu kamu dalam mengelola uang lebih baik. Mulai dari tahap perencanaan, implementasi dan evaluasi, semuanya akan lebih mudah.

Sembilan Komponen dalam Business model canvas

Pada business modal canvas, terdapat sembilan komponen yang perlu kita isi untuk memaksimalkan bisnis model kita. Apa saja sembilan komponen tersebut? Simak berikut ini:

1. Value Proposition

Nilai yang diwarkan atau Value proposition menjelaskan apa yang bisnis tawarkan bagi pelanggan. Value proposition bisa menjadi nilai plus suatu bisnis atau pembeda antara satu bisnis dengan bisnis lainnya.

Nilai lebih ini bisa berupa produk/jasa yang lebih baik, pelayanan yang lebih baik, harga yang lebih murah ataupun kemudahan akses. Sebagi contoh, GO-JEK Indonesia mempunyai value proposition berupa menyediakan transportasi massal yang berkualitas, mudah, serta cepat diakses.

2. Customers segments

Customers segments atau segmentasi pasar akan menjelaskan untuk siapa kita menciptakan nilai? atau siapa yang akan menjadi pelanggan bisnis kita? Penentuan segmentasi pasar yang jelas akan memudahkan bisnis dalam melakukan pemasaran.

Sebagi contoh, GO-JEK Indonesia mereka memiliki segmentasi pasar untuk pelajar sekolah, pekerja kantoran, pengguna transportasi umum, dan generasi melek internet.

3. Channels

Channels mendiskripsikan bagaimana perusahaan bisa berkomunikasi dan menjangkau pelanggan sesuai dengan segmentasi pasar dan value proporsitions yang ditawarkan. Sebagai contoh, GO-JEK Indonesia menjangkau pelanggannya melalui aplikasi gojek, iklan billboard, testimoni pengguna, dan iklan-iklan di media digital.

4. Customer Relationships

Customer relationships menjelaskan jenis hubungan antara perusahaan dengan segmentasi pasar yang telah ditentukan. Tujuan dari customer relationships ini ada 3, yaitu untuk mendapatkan pelanggan, mempertahankan pelanggan dan menaikkan penjualan.

Sebagai contoh gojek indonesia menerapkan diskon dan promo yang besar bagi penggunanya untuk menjaga mereka terus menggunakan layanan gojek.

5. Revenue Streams

Revenue streams mudahnya bisa digambarkan sebagai cara bagaimana bisnis yang dijalankan bisa menghasilkan uang. Cara bisnis menghasilkan uang sangat beragam, mulai dari menawarkan layanan berlangganan, menawarkan jual atau dari iklan. Selain itu, kamu juga bisa menawarkan keduanya ataupun ketiga nya sekaligus.

Setiap segmentasi pasar memiliki cara yang berbeda dalam menghasilkan uang, sesuai dengan nilai apa yang mereka tawarkan. Sebagai contoh gojek indonesia menghasilkan uang dari pengguna jasa transportasi gojek, gofood, gocar, pengisian gopay dan lain-lain.

Spotify mendapatkan revenue stream dari biaya berlangganan, microsoft mendapatkan revenue stream dari penjualan lisensi software nya. Dan google mendapatkan penghasilan dari biaya beriklan pelanggan mereka melalui Google ads dan langganan layanan mereka.

6. Key Resources

Pada bagian ini, Key resources menjelaskan sumberdaya utama dari perusahaan untuk melakukan kegiatan dalam menawarkan nilai bagi pelanggan. Key resources ini juga akan memudahkan perusahaan untuk menciptakan nilai. Sumber daya utama ini bisa berupa fisik, intelektual, manusia ataupun finansial. 

Sebagai contoh gojek indonesia memiliki sumber daya inti seperti aplikasi gojek, google maps dan infrastruktur server.

7. Key Activities

Key activities menjelaskan kegiatan utama yang dilakukan perusahaan untuk menjalankan model bisnis nya. Atau dengan pertanyaan lain apa yang harus dilakukan perusahaan untuk menciptakan produk atau jasa kepada pelanggannya?

Gojek indonesia memiliki aktivitas utama berupa menghubungkan driver dengan penumpang dan manajemen data pengguna. Tanpa aktivitas ini mungkin mereka tidak dapat menghasilkan uang atau bisa dengan cara lain.

8. Key Partnership (Mitra)

Key partnership merupakan mitra yang dapat membantu kita untuk mengoptimalkan model bisnis yang sedang dijalankan. Tujuan dari dibentuknya mitra adalah menutupi kekurangan kita dan memaksimalkan kelebihan kita.

Perusahaan tidak bisa berdiri sendiri, dengan adanya mitra, dapat mengurangi resiko, menurunkan biaya produksi dan memperoleh sumber daya bantuan. Gojek memiliki mitra pengemudi, tanpa pengemudi, gojek tidak akan berjalan optimal karena layanan utama mereka ada di gojek dan gofood. 

9. Cost Sturcture (Struktur Biaya)

Cost structure merupakan biaya yang harus dikeluarkan dalam menjalankan model bisnis. Mulai dari menciptakan nilai sampai menangkap nilai itu kembali dari pelanggan. Cost structure tergantung dari segmentasi pasar yang diterapkan perusahaan.

Misalnya garuda indonesia mempunyai segmentasi menegah ke atas yang mengedepankan pelayanan, maka biaya yang akan dikeluarkan akan lebih mahal. Begitu juga sebaliknya Lion air yang mempunyai segmentasi menegah ke bawah. Dimana mereka menawarkan harga yang lebih murah dan pelayanan tidak diutamakan, maka biaya yang dikeluarkan akan lebih sedikit.

Kesimpulan

Jadi seberapa pentingkah business modal canvas itu? Tentu sangat penting, karena akan membantumu dalam mengenal bisnis yang akan dibangun lebih jauh dan lebih jelas. Hal ini akan membantu untuk menciptakan nilai bagi pelanggan dan menjaga bisnis untuk tetap terus eksis dalam jangka panjang.

Bagi teman-teman yang sudah terlanjur membuat produk/jasa tanpa memikirkan model bisnisnya, ada baiknya teman-teman kaji lebih ulang lagi. Ada satu kalimat yang dikatakan mentor saya dalam menyemengati hal ini. “Kalian yang sudah terjun duluan membuat produk/jasa tanpa memikirkan model bisnisnya tidak akan salah, melainkan akan mendapatkan pelajaran lebih awal”.

Demikian, semoga bermanfaat bagi semuanya, jika ada kritik dan saran bisa disampaikan pada kolom komentar atau hubungi saya melalui kontak khairil. Terima kasih.

promo-kartunikah-terbaru

Jika Anda suka, jangan lupa untuk bagikan :

Subscribe Sekarang

Dapatkan update terbaru seputar marketing dan digital marketing langsung melalui email Anda. Subscribe sekarang dan raih kesuksesan bersama!

Loading

You May Also Like

About the Author: khairil

Saya seorang yang sedang belajar digital marketing

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *